PEMBAHASAN
NASIONALISME
A. Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan
mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris “nation”) dengan
mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.
Para nasionalis menganggap negara adalah berdasarkan
beberapa “kebenaran politik” (political legitimacy). Bersumber dari teori
romantisme yaitu “identitas budaya”, debat liberalisme yang menganggap
kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak rakyat, atau gabungan kedua
teori itu.
Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat
pola pikirnya mulai merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup
bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tak beranjak dari situ. Saat itu,
naluri mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk
mempertahankan negerinya, tempatnya hidup dan menggantungkan diri. Dari sinilah
cikal bakal tubuhnya ikatan ini, yang notabene lemah dan bermutu rendah. Ikatan
inipun tampak pula dalam dunia hewan saat ada ancaman pihak asing yang hendak
menyerang atau menaklukkan suatu negeri. Namun, bila suasanya aman dari
serangan musuh dan musuh itu terusir dari negeri itu, sirnalah kekuatan ini.
Dalam zaman modern ini, nasionalisme merujuk kepada
amalan politik dan ketentaraan yang berlandaskan nasionalisme secara etnik
serta keagamaan, seperti yang dinyatakan di bawah. Para ilmuwan politik biasanya
menumpukan penyelidikan mereka kepada nasionalisme yang ekstrem seperti
nasional sosialisme, pengasingan dan sebagainya.
b. Bentuk Nasionalisme
Nasionalisme dapat menonjolkan dirinya sebagai
sebagian paham negara atau gerakan (bukan negara) yang populer berdasarkan
pendapat warganegara, etnis, budaya, keagamaan dan ideologi. Kategori tersebut
lazimnya berkaitan dan kebanyakan teori nasionalisme mencampuradukkan
sebahagian atau semua elemen tersebut.
Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme
sipil) adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik
dari penyertaan aktif rakyatnya, “kehendak rakyat”; “perwakilan politik”. Teori
ini mula-mula dibangun oleh Jean-Jacques Rousseau dan menjadi bahan-bahan
tulisan. Antara tulisan yang terkenal adalah buku berjudulk Du Contract Sociale
(atau dalam Bahasa Indonesia “Mengenai Kontrak Sosial”).
Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme
dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah
masyarakat. Dibangun oleh Johann Gottfried von Herder, yang memperkenalkan
konsep Volk (bahasa Jerman untuk “rakyat”).
Nasionalisme romantik (juga disebut nasionalisme
organik, nasionalisme identitas) adalah lanjutan dari nasionalisme etnis dimana
negara memperoleh kebenaran politik secara semulajadi (“organik”) hasil dari
bangsa atau ras; menurut semangat romantisme. Nasionalisme romantik adalah
bergantung kepada perwujudan budaya etnis yang menepati idealisme romantik;
kisah tradisi yang telah direka untuk konsep nasionalisme romantik. Misalnya
“Grimm Bersaudara” yang dinukilkan oleh Herder merupakan koleksi kisah-kisah
yang berkaitan dengan etnis Jerman.
Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme
dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya
“sifat keturunan” seperti warna kulit, ras dan sebagainya. Contoh yang terbaik
ialah rakyat Tionghoa yang menganggap negara adalah berdasarkan kepada budaya.
Unsur ras telah dibelakangkan di mana golongan Manchu serta ras-ras minoritas lain
masih dianggap sebagai rakyat negara Tiongkok. Kesediaan dinasti Qing untuk
menggunakan adat istiadat Tionghoa membuktikan keutuhan budaya Tionghoa. Malah
banyak rakyat Taiwan menganggap diri mereka nasionalis Tiongkok sebab persamaan
budaya mereka tetapi menolak RRT karena pemerintahan RRT berpaham komunisme.
Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme
kewarganegaraan, selalu digabungkan dengan nasionalisme etnis. Perasaan
nasionalistik adalah kuat sehingga diberi lebih keutamaan mengatasi hak universal
dan kebebasan. Kejayaan suatu negeri itu selalu kontras dan berkonflik dengan
prinsip masyarakat demokrasi. Penyelenggaraan sebuah ‘national state’ adalah
suatu argumen yang ulung, seolah-olah membentuk kerajaan yang lebih baik dengan
tersendiri. Contoh biasa ialah Nazisme, serta nasionalisme Turki kontemporer,
dan dalam bentuk yang lebih kecil, Franquisme sayap-kanan di Spanyol, serta
sikap ‘Jacobin’ terhadap unitaris dan golongan pemusat negeri Perancis, seperti
juga nasionalisme masyarakat Belgia, yang secara ganas menentang demi
mewujudkan hak kesetaraan (equal rights) dan lebih otonomi untuk golongan
Fleming, dan nasionalis Basque atau Korsika. Secara sistematis, bila mana
nasionalisme kenegaraan itu kuat, akan wujud tarikan yang berkonflik kepada
kesetiaan masyarakat, dan terhadap wilayah, seperti nasionalisme Turki dan
penindasan kejamnya terhadap nasionalisme Kurdi, pembangkangan di antara
pemerintahan pusat yang kuat di Sepanyol dan Perancis dengan nasionalisme
Basque, Catalan, dan Corsica.
Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme dimana
negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama. Walaupun begitu,
lazimnya nasionalisme etnis adalah dicampuradukkan dengan nasionalisme
keagamaan. Misalnya, di Irlandia semangat nasionalisme bersumber dari persamaan
agama mereka yaitu Katolik; nasionalisme di India seperti yang diamalkan oleh
pengikut partai BJP bersumber dari agama Hindu.
Namun demikian, bagi kebanyakan kelompok nasionalis
agama hanya merupakan simbol dan bukannya motivasi utama kelompok tersebut.
Misalnya pada abad ke-18, nasionalisme Irlandia dipimpin oleh mereka yang
menganut agama Protestan. Gerakan nasionalis di Irlandia bukannya berjuang
untuk memartabatkan teologi semata-mata. Mereka berjuang untuk menegakkan paham
yang bersangkut paut dengan Irlandia sebagai sebuah negara merdeka terutamanya
budaya Irlandia. Justru itu, nasionalisme kerap dikaitkan dengan kebebasan.
B. Nasionalisme Indonesia
NASIONALISME merupakan suatu bentuk ideologi,
demikian pendapat James G. Kellas (1998: 4). Sebagai suatu ideologi,
nasionalisme membangun kesadaran rakyat sebagai suatu bangsa serta memberi
seperangkat sikap dan program tindakan. Tingkah laku seorang nasionalis
didasarkan pada perasaan menjadi bagian dari suatu komunitas bangsa.
Nasionalisme Indonesia pada awalnya muncul sebagai
jawaban atas kolonialisme. Pengalaman penderitaan bersama sebagai kaum terjajah
melahirkan semangat solidaritas sebagai satu komunitas yang mesti bangkit dan
hidup menjadi bangsa merdeka. Semangat tersebut oleh para pejuang kemerdekaan
dihidupi tidak hanya dalam batas waktu tertentu, tetapi terus-menerus hingga
kini dan masa mendatang.
Kebijakan pendidikan nasional di awal abad XX telah
menciptakan inti dari elite baru Indonesia yang terdiri dari para dokter, guru,
dan pegawai sipil pemerintah. Bersamaan dengan itu, kebencian yang laten
terhadap dominasi kolonial timbul di atas ambang kesadaran nasional. Berdirinya
Boedi Oetomo (1908) menjadi tanda kebangkitan nasionalisme Indonesia yang
kemudian diikuti organisasi-organisasi nasional lainnya.
Jiwa nasionalisme kaum elite dari hari ke hari semakin meluas dan
menguat di hati rakyat.
Tekanan ekonomi yang teramat berat selama pendudukan Jepang
memperkuat semangat nasionalisme untuk mewujudkan
0 komentar:
Posting Komentar